Jumat, 17 Oktober 2014

Perkembangan Anak Pra-Lahir dan Kondisi yang Mempengaruhinya




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah........................................................................  1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................  1
C.     Tujuan ...................................................................................................  1

BAB II PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Fisik Pra-lahir................................................................  2
1.      Periode Germinal.............................................................................  2
2.      Periode Embryonis...........................................................................  2
3.      Periode Fetal....................................................................................  4
B.     Perkembangan Psikis Pra-lahir..............................................................  4
C.     Teratologi dan Kondisi Yang Mempengaruhi Perkembangan Pra-lahir
1.      Penyakit dan Kondisi Ibu.................................................................  5
2.      Usia Ibu............................................................................................  5
3.      Gizi...................................................................................................  5
4.      Keadaan dan Ketegangan Emosional...............................................  6
5.      Obat-obatan .....................................................................................  6
6.      Bahaya Lingkungan.........................................................................  6
7.      Golongan Darah Yang Tidak Cocok................................................  6
8.      Faktor Ayah......................................................................................  6
BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan.............................................................................................  7
B.     Saran.......................................................................................................  7

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................  8
 









BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pengertian akan reproduksi dan perkembangan manusia dirasa sangat perlu dalam masyarakat yang makin maju. Kapan kehidupan dimulai? Apakah pada waktu dilahirkan atau sudah ada sebelumnya? Secara biologis hidup dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan, tetapi masih merupakan tanda tanya apakah perkembangan psikologis juga dimulai pada saat itu. Pendapat aliran “homunculus” dalam abad pertengahan mengatakan bahwa perkembangan psikologis sudah dimulai pada waktu konsepsi. Pada waktu sekarang kita lebih cenderung untuk menganggap bahwa permulaaan perkembangan psikologis dimulai pada waktu anak yang belum dilahirkan mulai bereaksi terhadap rangsang dari luar.[1]
Hal lain yang juga sangat perlu untuk diketahui adalah Perkembangan manusia dipengaruhi oleh interaksi nature dan nurture dimana konsep ini dipengaruhi oleh filsafat barat yang dikemukakan oleh Jean Jacquess Rousseau yang menyatakan bahwa faktor-faktor alamiah mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.[2]

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah perkembangan fisik individu pra-lahir?
2.      Bagaimana pula perkembangan psikis individu pra-lahir?
3.      Dan bagaimana pula kondisi yang memepengaruhi perkembangan pra-lahir?

C.    Tujuan
1.      Agar kita mengetahui bagaimana perkembangan fisik individu sebelum lahir.
2.      Agar kita mengetahui  bagaimana perkembangan psikis individu sebelum lahir.
3.      Agar kita mengetahui apa-apa saja kondisi yang mempengaruhi perkembangan pra-lahir.






BAB II
                                                    PEMBAHASAN

A.    PERKEMBANGAN FISIK PRA-LAHIR
Perkembangan prakelahiran umumnya dibagi kedalam tiga periode utama: germinal, embryonis dan fetal.
1.      Periode Germinal
Periode awal (germinal) ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan.
Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira-kira 10 hari setelah pembuahan.

2.      Periode Embryonis
Periode embrionis ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 minggu hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ-organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati dinding peranakan, sel-selnya membentuk dua lapisan. Massa sel sekarang disebut “embrio”. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel yang akan berkembang menjadi sistim pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung dan mata, misalnya), dan bagian kulit (rambut dan kuku, misalnya). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi.
Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan bagian-bagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian-bagian permukaan.

Ketika ketiga lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio matang dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari, tali pusar dan amnion.
Ari-ari (placenta) ialah suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari sekelompok jaringan lapisan yang berbentuk disk atau piring yang didalamnya pembuluh darah dari ibu dan anak mengait tapi tidak menyatu.
Tali pusar (umbilical cord) ialah suatu sistem dukungan kehidupan, yang mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena, yang menghubungkan bayi dengan ari-ari. Molekul-molekul yang sangat kecil seperti udara, air, garam, makanan dari darah ibu, karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari daerah embrio berpindah dari ibu kepada bayi dan dari bayi kepada ibu. Molekul-molekul yang besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari-ari yang meliputi sel darah merah dan zat-zat berbahaya seperti kebanyakan bakteri, kotoran ibu, dan hormon. Mekanisme yang mengatur pemindahan zat-zat melalui hambatan ari-ari itu kompleks dan masih belum seluruhnya dipahami.
Amnion ialah suatu keranjang atau amplop yang berisi cairan bening yang didalamnya embrio yang sedang berkembang mengapung, amnion adalah sistem dukungan kehidupan yang penting lainnya. Amnion berkembang dari telur yang dibuahi bukan dari tubuh ibu sendiri. Pada kira-kira usia 16 minggu, ginjal janin mulai memproduksi air kencing. Air kencing janin ini merupakan sumber utama cairan amniotis hingga trisemester ketiga, ketika beberapa cairan dikeluarkan dari paru-paru oleh janin yang sedang bertumbuh. Cairan amniotis sebagian ditelan oleh janin dan sebagian diserap melalui tali pusar dan selaput yang menutup ari-ari. Cairan amniotis penting dalam menyediakan suatu lingkungan yang suhu dan kelembaban nya terkendali, serta untuk melindungi bayi dari guncangan.
Pada minggu ketiga susunan tulang belakang terbentuk. Pada usia kira-kira 21 hari perkembangan pada mata, 24 hari sel jantung mulai berpisah. Salama minggu keempat, penampakan pertama saluran kencing alat kemaluan dan kuncup lengan serta kaki muncul. Kemudian jantung berbentuk, dan pembuluh darah naik ke permukaan. Dari minggu kelima hingga kedelapan, lengan dan kaki selanjutnya berpisah, pada saat ini, wajah mulai berbentuk tetapi masih belum begitu dapat dikenal. Pada usia 8 minggu, organisme yang sedang berkembang itu beratnya kira-kira sepertigapuluh ons dan panjangnya baru 1 inci.




3.      Periode Fetal
Periode fetal adalah periode perkembangan prakelahiran yang dimulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira-kira 3 inci dan beratnya kira-kira 1 ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat dibedakan, demikian pula lengan bagian atas, lengan bagian bawah, serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan.
 Pada akhir bulan keempat, janin telah bertumbuh hingga 5 setengah inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks prakelahiran semakin kuat, gerakan-gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertama kali oleh ibunya.
Pada akhir bulan kelima, panjang janin kira-kira 10 hingga 12 inci dan beratnya setengah hingga 1 pon. Struktur kulit sudah terbentuk, kuku jari kaki dan kuku jari tangan, misalnya. Janin semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu didalam kandungan.
Pada akhir bulan keenam, panjang janin kira-kira 14 inci dan beratnya naik setengah hingga 1 pon lagi. Mata dan kelopak mata benar-benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi.
Pada akhir bulan ketujuh, panjang janin 14 hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya sekarang 2 setengah hingga 3 pon.
Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin tumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi kira-kira 4 pon. Lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ seperti jantung dan ginjal berjalan.[3]

B.     PERKEMBANGAN PSIKIS PRA-LAHIR
Secara psikologis, permulaan perkembangan dimulai pada waktu anak yang belum dilahirkan tersebut bereaksi terhadap rangsangan dari luar (Monks et.all., 1999: 46). Hal ini dapat ditunjukkan bahwa janin yang ada dalam kandungan pada sekitar bulan ketiga atau keempat setelah ditiupkan ruh_telah dapat mengadakan reaksi, mengadakan tingkah laku
spontan atau tingkah laku berulang seperti menghisap ibu jari, getaran atau tendangan-tendangan yang kuat.
Perkembangan kehidupan psikis janin tersebut dapat juga dibuktikan dengan adanya hubungan yang sedemikian erat antara kegembiraan maupun penderitaan batin ibu dengan bayi yang dikandungnya.[4]

C.    TERATOLOGI DAN KONDISI YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PRA-LAHIR
Teratogen adalah semua zat yang menyebabkan cacat lahir. Yang meliputi obat-obatan, golongan darah yang tidak cocok, polutan lingkungan, penyakit menular, kekurangan gizi, stres ibu, dan usia ayah dan ibu yang sudah tua. Faktanya, ribuan bayi lahir cacat dan terbelakang mental setiap tahun sebagai akibat dari kejadian yang berlangsung dalam hidup ibu setidaknya dua bulan sebelum pembuahan.
1.      Penyakit dan Kondisi Ibu
Penyakit dan infeksi pada ibu dapat menimbulkan kelainan pada keturunan dengan cara melewati batas penghalang plasenta, atau penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan selama kelahiran. Di antara contoh penyakitnya adalah Rubella, Sipilis, Herpes Kelamin, dan AIDS.
2.      Usia Ibu
Bila usia ibu dianggap sebagai faktor yang mungkin membahayakan bagi janin dan bayi, dua periode waktu yang amat penting untuk diperhatikan ialah masa remaja dan pada saat usia 30-an ke atas. Setiap 1 dari sekitar lima kelahiran terjadi pada remaja, di beberapa daerah perkotaan, angkanya mencapai sebanyak satu dalam setiap dua kelahiran. Bayi yang dilahirkan oleh remaja sering premature. Angka kematian bayi yang dilahirkan ibu remaja dua kali lebih banyak dibandingkan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang berusia 20-an tahun. Walaupun gambaran semacam itu kemungkinan mencerminkan ketidakmatangan sistem reproduksi ibu, hal itu juga dapat disebabkan oleh gizi yang buruk, kurangnya perawatan prakelahiran, dan rendahnya status sosial ekonomi.
3.      Gizi
Fetus yang sedang berkembang sangat bergantung pada ibunya untuk gizi, yang berasal dari darah ibu. Status gizi tidak ditentukan oleh jenis makanan tertentu, yang terpenting diantaranya adalah jumlah total kalori dan tingkat protein, vitamin, dan mineral yang sesuai. Gizi ibu bahkan mempengaruhi kemampuannya untuk bereproduksi. Dalam keadaan kekuarangan gizi yang ekstrim, perempuan berhenti haid, dengan demikian menghambat pembuahan, dan anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
4.      Keadaan dan Ketegangan Emosional
Ketika seorang perempuan hamil mengalami ketakutan, kecemasan dan emosi lain yang mendalam, terjadi perubahan psikologis antara lain, meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat membuat janin kekurangan udara.
Keadaan emosional ibu selama kehamilan dapat juga mempengaruhi proses kelahiran. Ibu yang sangat bingung secara emosional mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tugas yang lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara kepada bayi atau cenderung menghasilkan ketidakteraturan setelah kelahiran.
5.      Obat-obatan
Kadang-kadang sejumlah bayi lahir cacat, karena obat yang di konsumsi ibunya merusak janin yang sedang berkembang. Meminum-minuman keras yang mengandung alkohol, mengkonsumsi Nikotin, Kokain, Mariyuana, Heroin oleh perempuan hamil juga dapat merusak anak, begitu juga dengan perempuan hamil yang merokok dsb.
6.      Bahaya Lingkungan
Diantara bahaya lingkungan yang dapat membahayakan janin ialah radiasi ditempat kerja dan sinar X, polutan lingkungan, zat buang (limbah) beracun, toxoplasmosis, dan terlalu lama terkena panas di sauna dan bak mandi air panas.[5]
7.      Golongan Darah Yang Tidak Cocok
Ketidak cocokan antara golongan darah ibu dan ayah menimbulkan resiko lain pada perkembangan prakelahiran. Hal ini sering mnegakibatkan sejumlah masalah, termasuk keguguran, anemia, penyakit kuning, kelainan jantung, kerusakan otak, atau kematian segera setelah kelahiran.
8.      Faktor Ayah
Beberapa kontak laki-laki dengan timah, radiasi, beberapa pestisida, dan petrokimia dapat menyebabkan abnormalitas dalam sperma yang mengarah pada keguguran atau penyakit, seperti kanker anak.[6]


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Setelah membahas masalah di atas, maka kami menyimpulkan sebagai berikut:
1.      Perkembangan fisik prakelahiran dibagi kedalam tiga periode utama: germinal, embryonis dan fetal.
2.      Tiap-tiap periode memiliki tugas perkembangannya masing-masing.
3.      Perkembangan psikis dimulai sejak anak yang belum dilahirkan bereaksi terhadap rangsangan dari luar.
4.      Ada beberapa kondisi yang mempengaruhi perkembangan pralahir, diantaranya: Penyakit dan kondisi ibu, usia ibu, gizi, keadaan dan ketegangan emosional, obat-obatan, bahaya lingkungan.

B.     SARAN
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini, mulai dari pencarian materi, proses perumusan pembahasan, sampai proses pengetikan, tentunya makalah ini belum sempurna.
Dalam rangka proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing beserta pembaca lainnya. Kritik dan saran dari pembaca akan penulis jadikan sebagai perbaikan unutk kedepannya. Walaupun makalah ini belum sempurna, penulis berharap semoga makalah ini berguna khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca makalah ini.











DAFTAR KEPUSTAKAAN

Monks, Knoers dan Siti Rahayu Haditono, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Gadjah Mada
     University Press: Jogjakarta, 2004.

John W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi kelima), Erlangga:Jakarta, 2002.


John W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi ke sebelas), Erlangga:Jakarta, 2007.

mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/.../re... di akses tanggal 31 Maret 2013, jam 21.58


[1] Monks, Knoers dan Siti Rahayu Haditono, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2004, hal. 45
[3] John W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi kelima), Erlangga:Jakarta, 2002, hal. 104-110
[4] mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/.../re... di akses tanggal 31 Maret 2013, jam 21.58
[5] John W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi kelima), Erlangga:Jakarta, 2002, hal. 113-118
[6] John W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi ke sebelas, jilid I), Erlangga:Jakarta, 2007, hal. 122-132

Tidak ada komentar:

Posting Komentar