DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik
Pra-lahir................................................................ 2
1. Periode Germinal............................................................................. 2
2. Periode Embryonis........................................................................... 2
3. Periode Fetal.................................................................................... 4
B. Perkembangan Psikis
Pra-lahir.............................................................. 4
C. Teratologi dan Kondisi Yang Mempengaruhi
Perkembangan Pra-lahir
1. Penyakit dan Kondisi Ibu................................................................. 5
2. Usia Ibu............................................................................................ 5
3. Gizi................................................................................................... 5
4. Keadaan dan Ketegangan Emosional............................................... 6
5. Obat-obatan ..................................................................................... 6
6. Bahaya Lingkungan......................................................................... 6
7. Golongan Darah Yang Tidak
Cocok................................................ 6
8. Faktor
Ayah......................................................................................
6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 7
B. Saran....................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian akan
reproduksi dan perkembangan manusia dirasa sangat perlu dalam masyarakat yang
makin maju. Kapan kehidupan dimulai? Apakah pada waktu dilahirkan atau sudah
ada sebelumnya? Secara biologis hidup dimulai pada waktu konsepsi atau
pembuahan, tetapi masih merupakan tanda tanya apakah perkembangan psikologis
juga dimulai pada saat itu. Pendapat aliran “homunculus” dalam abad pertengahan
mengatakan bahwa perkembangan psikologis sudah dimulai pada waktu konsepsi. Pada
waktu sekarang kita lebih cenderung untuk menganggap bahwa permulaaan
perkembangan psikologis dimulai pada waktu anak yang belum dilahirkan mulai
bereaksi terhadap rangsang dari luar.[1]
Hal lain yang
juga sangat perlu untuk diketahui adalah Perkembangan manusia dipengaruhi oleh
interaksi nature dan nurture dimana konsep ini dipengaruhi oleh filsafat barat
yang dikemukakan oleh Jean Jacquess Rousseau yang menyatakan bahwa
faktor-faktor alamiah mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.[2]
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan fisik individu
pra-lahir?
2. Bagaimana pula perkembangan psikis
individu pra-lahir?
3. Dan bagaimana pula kondisi yang
memepengaruhi perkembangan pra-lahir?
C.
Tujuan
1. Agar kita mengetahui bagaimana
perkembangan fisik individu sebelum lahir.
2. Agar kita mengetahui bagaimana perkembangan psikis individu
sebelum lahir.
3. Agar kita mengetahui apa-apa saja
kondisi yang mempengaruhi perkembangan pra-lahir.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN FISIK PRA-LAHIR
Perkembangan
prakelahiran umumnya dibagi kedalam tiga periode utama: germinal, embryonis dan
fetal.
1.
Periode Germinal
Periode
awal (germinal) ialah periode
perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah
pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan
melekatnya zigot ke dinding kandungan.
Sekitar
seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan
sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah lapisan dalam sel yang
berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian berkembang menjadi
embrio. Trophoblast ialah lapisan
luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian
menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation,
yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira-kira 10 hari
setelah pembuahan.
2.
Periode Embryonis
Periode
embrionis ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 minggu
hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan
sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ-organ mulai
tampak. Ketika zigot mendekati dinding peranakan, sel-selnya membentuk dua
lapisan. Massa sel sekarang disebut “embrio”. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel yang akan berkembang
menjadi sistim pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua
bagian. Ectoderm ialah lapisan paling
luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung dan
mata, misalnya), dan bagian kulit (rambut dan kuku, misalnya). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan
menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan
sistem reproduksi.
Setiap
bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm
utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan
bagian-bagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya
menghasilkan bagian-bagian permukaan.
Ketika
ketiga lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio matang
dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari,
tali pusar dan amnion.
Ari-ari (placenta)
ialah suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari sekelompok jaringan
lapisan yang berbentuk disk atau piring yang didalamnya pembuluh darah dari ibu
dan anak mengait tapi tidak menyatu.
Tali pusar (umbilical
cord) ialah suatu sistem dukungan kehidupan,
yang mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena, yang menghubungkan
bayi dengan ari-ari. Molekul-molekul yang sangat kecil seperti udara, air,
garam, makanan dari darah ibu, karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari
daerah embrio berpindah dari ibu kepada bayi dan dari bayi kepada ibu.
Molekul-molekul yang besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari-ari yang
meliputi sel darah merah dan zat-zat berbahaya seperti kebanyakan bakteri,
kotoran ibu, dan hormon. Mekanisme yang mengatur pemindahan zat-zat melalui
hambatan ari-ari itu kompleks dan masih belum seluruhnya dipahami.
Amnion ialah
suatu keranjang atau amplop yang berisi cairan bening yang didalamnya embrio
yang sedang berkembang mengapung, amnion adalah sistem dukungan kehidupan yang penting
lainnya. Amnion berkembang dari telur yang dibuahi bukan dari tubuh ibu
sendiri. Pada kira-kira usia 16 minggu, ginjal janin mulai memproduksi air
kencing. Air kencing janin ini merupakan sumber utama cairan amniotis hingga
trisemester ketiga, ketika beberapa cairan dikeluarkan dari paru-paru oleh
janin yang sedang bertumbuh. Cairan amniotis sebagian ditelan oleh janin dan
sebagian diserap melalui tali pusar dan selaput yang menutup ari-ari. Cairan
amniotis penting dalam menyediakan suatu lingkungan yang suhu dan kelembaban
nya terkendali, serta untuk melindungi bayi dari guncangan.
Pada
minggu ketiga susunan tulang belakang terbentuk. Pada usia kira-kira 21 hari
perkembangan pada mata, 24 hari sel jantung mulai berpisah. Salama minggu
keempat, penampakan pertama saluran kencing alat kemaluan dan kuncup lengan
serta kaki muncul. Kemudian jantung berbentuk, dan pembuluh darah naik ke
permukaan. Dari minggu kelima hingga kedelapan, lengan dan kaki selanjutnya
berpisah, pada saat ini, wajah mulai berbentuk tetapi masih belum begitu dapat
dikenal. Pada usia 8 minggu, organisme yang sedang berkembang itu beratnya
kira-kira sepertigapuluh ons dan panjangnya baru 1 inci.
3.
Periode Fetal
Periode
fetal adalah periode perkembangan prakelahiran yang dimulai 2 bulan setelah pembuahan
dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan,
panjang janin kira-kira 3 inci dan beratnya kira-kira 1 ons. Janin semakin
aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan
menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat
dibedakan, demikian pula lengan bagian atas, lengan bagian bawah, serta alat
kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan.
Pada akhir bulan keempat, janin telah
bertumbuh hingga 5 setengah inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada
saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks
prakelahiran semakin kuat, gerakan-gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan
untuk pertama kali oleh ibunya.
Pada
akhir bulan kelima, panjang janin kira-kira 10 hingga 12 inci dan beratnya
setengah hingga 1 pon. Struktur kulit sudah terbentuk, kuku jari kaki dan kuku
jari tangan, misalnya. Janin semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan
suatu posisi tertentu didalam kandungan.
Pada
akhir bulan keenam, panjang janin kira-kira 14 inci dan beratnya naik setengah
hingga 1 pon lagi. Mata dan kelopak mata benar-benar terbentuk, dan suatu
lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan
yang belum beraturan terjadi.
Pada
akhir bulan ketujuh, panjang janin 14 hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi
hingga beratnya sekarang 2 setengah hingga 3 pon.
Selama
bulan kedelapan dan kesembilan, janin tumbuh lebih panjang dan naik lebih berat
lagi kira-kira 4 pon. Lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi
berbagai sistem organ seperti jantung dan ginjal berjalan.[3]
B.
PERKEMBANGAN PSIKIS PRA-LAHIR
Secara psikologis, permulaan perkembangan dimulai pada waktu anak
yang belum dilahirkan tersebut bereaksi terhadap rangsangan dari luar (Monks
et.all., 1999: 46). Hal ini dapat ditunjukkan bahwa janin yang ada dalam
kandungan pada sekitar bulan ketiga atau keempat setelah ditiupkan ruh_telah
dapat mengadakan reaksi, mengadakan tingkah laku
spontan atau
tingkah laku berulang seperti menghisap ibu jari, getaran atau
tendangan-tendangan yang kuat.
Perkembangan kehidupan psikis janin tersebut dapat juga dibuktikan dengan
adanya hubungan yang sedemikian erat antara kegembiraan maupun penderitaan
batin ibu dengan bayi yang dikandungnya.[4]
C.
TERATOLOGI DAN KONDISI YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN PRA-LAHIR
Teratogen
adalah semua zat yang menyebabkan cacat lahir. Yang meliputi obat-obatan,
golongan darah yang tidak cocok, polutan lingkungan, penyakit menular,
kekurangan gizi, stres ibu, dan usia ayah dan ibu yang sudah tua. Faktanya,
ribuan bayi lahir cacat dan terbelakang mental setiap tahun sebagai akibat dari
kejadian yang berlangsung dalam hidup ibu setidaknya dua bulan sebelum
pembuahan.
1.
Penyakit dan Kondisi Ibu
Penyakit
dan infeksi pada ibu dapat menimbulkan kelainan pada keturunan dengan cara
melewati batas penghalang plasenta, atau penyakit tersebut dapat menyebabkan
kerusakan selama kelahiran. Di antara contoh penyakitnya adalah Rubella,
Sipilis, Herpes Kelamin, dan AIDS.
2.
Usia Ibu
Bila
usia ibu dianggap sebagai faktor yang mungkin membahayakan bagi janin dan bayi,
dua periode waktu yang amat penting untuk diperhatikan ialah masa remaja dan
pada saat usia 30-an ke atas. Setiap 1 dari sekitar lima kelahiran terjadi pada
remaja, di beberapa daerah perkotaan, angkanya mencapai sebanyak satu dalam
setiap dua kelahiran. Bayi yang dilahirkan oleh remaja sering premature. Angka kematian bayi yang
dilahirkan ibu remaja dua kali lebih banyak dibandingkan bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang berusia 20-an tahun. Walaupun gambaran semacam itu kemungkinan
mencerminkan ketidakmatangan sistem reproduksi ibu, hal itu juga dapat
disebabkan oleh gizi yang buruk, kurangnya perawatan prakelahiran, dan
rendahnya status sosial ekonomi.
3.
Gizi
Fetus
yang sedang berkembang sangat bergantung pada ibunya untuk gizi, yang berasal
dari darah ibu. Status gizi tidak ditentukan oleh jenis makanan tertentu, yang
terpenting diantaranya adalah jumlah total kalori dan tingkat protein, vitamin,
dan mineral yang sesuai. Gizi ibu bahkan mempengaruhi kemampuannya untuk
bereproduksi. Dalam keadaan kekuarangan gizi yang ekstrim, perempuan berhenti
haid, dengan demikian menghambat pembuahan, dan anak-anak yang dilahirkan oleh
ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
4.
Keadaan dan Ketegangan Emosional
Ketika
seorang perempuan hamil mengalami ketakutan, kecemasan dan emosi lain yang
mendalam, terjadi perubahan psikologis antara lain, meningkatnya pernapasan dan
sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan
terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat
membuat janin kekurangan udara.
Keadaan
emosional ibu selama kehamilan dapat juga mempengaruhi proses kelahiran. Ibu
yang sangat bingung secara emosional mungkin mengalami kontraksi yang tidak
teratur dan tugas yang lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan
dalam pemasokan udara kepada bayi atau cenderung menghasilkan ketidakteraturan
setelah kelahiran.
5.
Obat-obatan
Kadang-kadang
sejumlah bayi lahir cacat, karena obat yang di konsumsi ibunya merusak janin
yang sedang berkembang. Meminum-minuman keras yang mengandung alkohol,
mengkonsumsi Nikotin, Kokain, Mariyuana, Heroin oleh perempuan hamil juga dapat
merusak anak, begitu juga dengan perempuan hamil yang merokok dsb.
6.
Bahaya Lingkungan
Diantara
bahaya lingkungan yang dapat membahayakan janin ialah radiasi ditempat kerja
dan sinar X, polutan lingkungan, zat buang (limbah) beracun, toxoplasmosis, dan
terlalu lama terkena panas di sauna dan bak mandi air panas.[5]
7.
Golongan Darah Yang Tidak Cocok
Ketidak
cocokan antara golongan darah ibu dan ayah menimbulkan resiko lain pada
perkembangan prakelahiran. Hal ini sering mnegakibatkan sejumlah masalah,
termasuk keguguran, anemia, penyakit kuning, kelainan jantung, kerusakan otak,
atau kematian segera setelah kelahiran.
8.
Faktor Ayah
Beberapa
kontak laki-laki dengan timah, radiasi, beberapa pestisida, dan petrokimia dapat
menyebabkan abnormalitas dalam sperma yang mengarah pada keguguran atau
penyakit, seperti kanker anak.[6]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah membahas
masalah di atas, maka kami menyimpulkan sebagai berikut:
1. Perkembangan fisik prakelahiran dibagi
kedalam tiga periode utama: germinal,
embryonis dan fetal.
2. Tiap-tiap periode memiliki tugas
perkembangannya masing-masing.
3. Perkembangan psikis dimulai sejak anak
yang belum dilahirkan bereaksi terhadap rangsangan dari luar.
4. Ada beberapa kondisi yang mempengaruhi
perkembangan pralahir, diantaranya: Penyakit dan kondisi ibu, usia ibu, gizi,
keadaan dan ketegangan emosional, obat-obatan, bahaya lingkungan.
B.
SARAN
Penulis
telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini, mulai dari
pencarian materi, proses perumusan pembahasan, sampai proses pengetikan,
tentunya makalah ini belum sempurna.
Dalam
rangka proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari dosen pembimbing beserta pembaca lainnya. Kritik dan saran dari
pembaca akan penulis jadikan sebagai perbaikan unutk kedepannya. Walaupun
makalah ini belum sempurna, penulis berharap semoga makalah ini berguna
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca makalah ini.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Monks, Knoers dan Siti Rahayu Haditono, PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN, Gadjah Mada
University Press: Jogjakarta, 2004.
John
W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi kelima), Erlangga:Jakarta, 2002.
http://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan.html, di akses 31 Maret 2013, jam 14.11.
John
W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi ke sebelas), Erlangga:Jakarta, 2007.
mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/.../re... di
akses tanggal 31 Maret 2013, jam 21.58
[1] Monks, Knoers dan Siti Rahayu Haditono, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, 2004, hal. 45
[2] http://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan.html, di akses 31 Maret 2013, jam 14.11
[3] John W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi kelima), Erlangga:Jakarta,
2002, hal. 104-110
[4] mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/.../re... di akses tanggal 31 Maret 2013, jam 21.58
[5] John W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi kelima),
Erlangga:Jakarta, 2002, hal. 113-118
[6] John W Santrock, LIFE-SPAN DEVELOPMENT (edisi ke sebelas, jilid I),
Erlangga:Jakarta, 2007, hal. 122-132
Tidak ada komentar:
Posting Komentar